SEJARAH DESA GUNUNGACI




SEJARAH DESA GUNUNGACI

          Diperkirakan pada sekitar tahun 1801 ada seorang petualang /paninggaran yang bernama Ciptaguna yang berasal dari daerah Galuh Ciamis lebih tepatnya dari Desa Rajadesa.
      Ciptaguna berpetualang dan akhirnya menemukan sebuah lembah yang dikelilingi pegunungan dan dipenuhi dengan pohon aren atau kawung. Buyut Ciptaguna akhirnya membuat tempat berteduh, mulailah dia membuka lahan untuk bercocok tanam dan diperkiraka pada waktu itu sudah ada sekitar 30 Kepala Keluarga. Pada saat masyarakat sudah banyak yang bermukim, mulailah Buyut Ciptaguna berfikir untuk adanya seorang pemimpin untuk memimpin warga yang ada di tempat tersebut. Akhirnya Buyut Ciptaguna meboyong seorang calon pemimpn dari daerah asalnya yaitu dari Desa Rajadesa. Setelah melaui proses pemilihan akhirnya terbentuklah seorang pemimpin pertama yaitu yang bernama Abah Kuwugede dan desanya diberi nama disesuaikan dengan keadaan lingkungan pegunungan yang dipenuhi dengan pohon aren. Karena pohon aren banyak mengandung aci, akhirnya daerah tersebut diberi nama Desa Gunungaci.
            Sejak itulah Gunungaci menjadi sebuah Desa dan orang-orang terus berdatangan ke Desa Gunungaci untuk  bermukim dan bertampat tinggal.
            Pada masa sekitar tahun 1950 keadaan Negara Indonesia dalam keadaan tidak stabil dengan adanya peristiwa pergerakan DI/TII. Pada waktu itu pergerakan DI/TII sampai juga ke wilayah Desa Gunungaci, dengan adanya pergerakan DI/TII masyarakat Desa Gunungaci terkena imbasnya dan masyarakat merasa resah dengan ulah oknum DI/TII. Ulah DI/TII yang merampas harta benda masyarakat dan tidak segan-segan membunuh nyawa apabila keinginannya tidak terpenuhi. Wilayah Desa Gunungaci pada waktu itu merupakan tempat peristirahatan orang-orang yang melakukan perjalanan dari arah selatan menuju Kuningan melewati daerah Ciniru.
            Pandangan DI/TII bahwa Desa Gunungaci sangat strategis untuk mengawasi musuhnya teutama TNI, akhirnya DI/TII membuat markas di wilayah hutan Gunungaci. Pada waktu itu masyarakat Desa Gunungaci banyak mendapat tekanan dari masyarakat di sekitar Desa Gunungaci karena menganggap Masyarakat Desa Gunungaci telah bergabung dengan Di/TII. Dan pada akhirnya mencapai puncaknya Desa Gunungaci dibakar dan dimusnahkan, kejadian pembakaran pemukiman warga Desa Gunungaci ini terjadi pada masa pemerintahan Kuwu Suhanan. Pada Akhirnya karena tempat bermukim warga Desa Gunungaci luluh lantak tak bersisa akibat dibakar oleh DI/TII, semua masyarakat Desa Gunungaci di transmigrasikan ke Pulau Sumatera tepatnya ke daerah Lampung Tengah dan ke Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan.
            Sejak saat itu Desa Gunungaci tidak dihuni oleh manusia lagi dan kembali menjadi hutan belantara, dan Pemerintahan Desa Gunungaci dialihkan ke Dusun Kancana dengan Kuwunya Abah Miharta.
            Sekitar tahun 1963 wilayah Gunungaci dibuka kembali oleh pemerintah dengan dipelopori oleh TNI. Sejak saat itu banyak masyarakat yang berdatangan untuk menjadi warga Desa Gunungaci, masyarakatr yang datang di daftar dan setelah terdaftar diberi tanah sekitar 600 bata/pendaftar. Akhirnya Desa Gunungaci hidup kembali dan pusat pemerintahan Desa dialhkan kembali ke wilayah Gunungaci dengan Kuwu yang diambil dari kalangan TNI yaitu Serka KOMA. Sejak saat itu Desa Gunungaci terus berbenah diri mengejar ketertinggalan dengan cara meningkatkan pertumbuhan perekonomian di sektor pertanian.
Adapun yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Gunungaci diantaranya adalah :
  1. Abah Kuwu Gede
  2. Kuwu Penjol
  3. Abah Kuwu Kopi Marta Kusumah
  4. Abah Kuwu Sulaeman
  5. Abah Kuwu Marta Atmaja Daya
  6. Abah Kuwu Sanusi ( 1942 – 1950 )
  7. Kuwu Suhanan ( 1950 – 1953 )
  8. Kuwu Miharta ( 1953 – 1963 )
  9. Kuwu Natadisastra ( 1964 – 1968 )
  10. Kuwu Koma ( 1969 – 1971 )
  11. Kuwu U. Sutardi ( 1972 – 1980 )
  12. Kuwu Admawi ( 1980 – 1988 )
  13. Kuwu Sudiat Kasim ( 1988 – 1996 )
  14. Kuwu Sudiat Kasim ( 1996 – 2007 )
  15. Kuwu Muhamad Enjen ( 2007 -2013 )`
  16. Kuwu E . Rukmana (Sampai sekarang )

Komentar